KONTRIBUSI DAN KOMPENSASI
n KONTRIBUSI
yaitu : apa yang bisa diberikan oleh individu bagi organisasi atau perusahaan.
n KOMPENSASI
contoh dari kontribusi dan kompensasi :
Kontribusi dari individu bagi organisasi | Kompensasi dari organisasi bagi individu |
usaha | n upah |
kemampuan | n kepastian & keamanan kerja |
keahlian | n benefit |
loyalitas | n peluang karier |
n waktu | n status |
n kompetensi | n peluang promosi |
MEMAHAMI FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI
ü Kontrak psikologis
yaitu suatu kesepakatan tak tertulis yang muncul ketika seseorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dalam sebuah perusahaan.
Contoh: ketika seseorang menjadi anggota organisasi, secara otomatis dia akan memberikan apa yang dia punya (kontribusi), sedangkan dipihak perusahaannya akan memberikan kompensasi dari kontribusi yang diberikan seseorang tadi.
ü kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.
kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan terkait dengan faktor individu tenaga kerja.
ü Keragaman individu dalam organisasi
faktor lain yang harus disadari dan diterima oleh perusahaan adalah bahwa manusia ditakdirkan tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya, latar belakang pendidikannya, hingga berbagai faktor yang mempengaruhi karakteristik setiap individu tenaga kerja.
PERILAKU DAN KEPRIBADIAN INDIVIDU
Menurut Griffin, pada dasarnya kepribadian dapat diidentifikasi menjadi lima jenis prilaku yang terdapat dalam individu, yaitu:
- Tingkat persetujuan ,yaitu tingkat kemampuan individu dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain.
- pada tingkat ini, menunjukkan kepribadian yang mau menerima orang lain, mau bekerja sama, pemaaf dan pengertian.
- Tigkat keseriusan dan kesadaran
prilaku ini merujuk pada tingkat keseriusan individu terhadap rencana pencapaian tujuan dari organisasi.
- Tingkat emosi yang negatif
tingkat emosi yang negatif merujuk kepada ketidakstabilan emosi yang dimiliki oleh individu dalam pekerjaan.
4. Tingkat keleluasan dan kenyamanan
perilaku ini merujuk kepada kemampuan individu untuk merasa nyaman dan leluasa bagi orang lain untuk berinteraksi dengannya.
- Tingkat keterbukaan
tingkat keterbukaan merujuk kepada prilaku individu untuk bersikap terbuka terhadap orang lain.
PRILAKU INDIVIDU LAINNYA YANG MEMPENGARUHI ORGANISASI
q Locus of control
prilaku ini merujuk pada sebuah keyakinan yang dimiliki individu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan akibat dari apa yang mereka lakukan.
contoh : seseorang yang bekerja baik akan beranggapan bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang baik pula, sedangkan mereka yang bekerja kurang baik akan memperoleh hasil yang kurang baik pula.
q Self Eficacy
prilaku ini merujuk kepada kepercayaan diri dari individu untuk dapat melakukan sesuatu.
contoh : apabila seseorang memiliki self eficacy berarti orang tersebut memiliki keyakinan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik, begitu juga sebaliknya.
q Authoritarianism
prilaku ini merujuk pada keyakinan individu akan peran tingkatan hierarki dalam sebuah organisasi dan kaitannya dengan kekuasaan dalam organisasi.
contoh : seorang individu yang tinggi Authoritarianism nya beranggapan bahwa jika perintah atau keputusan telah dikeluarkan dari hierarki yang lebih tinggi, maka tidak ada alasan untuk menolak karena segala sesuatunya datang dari hierarki yang lebih tinggi dan harus diikuti, begitu juga sebaliknya.
q Machiavellism
prilaku ini merujuk kepada prilaku untuk merekayasa prilaku orang lain selama rekayasa prilaku tersebut akan membantu kita dalam mencapai tujuan.
contoh : orang yang memiliki tingkat ini adalah seseorang yang tinggi rasionalitasnya, rendah tingkat loyalitas dan persahabatan, serta menyukai untuk melakukan control terhadap orang lain. Sedangkan individu yang tingkat machiavellism-nya cenderung memiliki tingkat emosional yang tinggi, rasionalitasnya rendah dan menghargai persahabatan.
q Self esteem
Perilaku in menujuk kepada sebuah keyakinan dari seseorang atau indicvidu bahwa dirinya layak untuk mendapatkan penghargaan.
contoh: seseorang yang memiliki tingkat self esteem yang tinggi cenderung berupaya untuk mencari posisi yang lebih tinggi dalam sebuah organisasi, sedangkan individu yang tingkat self esteem nya rendah maka cenderung berperilaku sebaliknya.
q Risk Propensity
Perilaku ini merujuk kepada kecenderungan individu dalam hal pengambilan risiko dan menjawab tantangan.
contoh : seseorang yang Risk Propensity tinggi adalah seorang risk taker atau pengambil resiko. Sedangkan seseorang yang Risk Propensity nya rendah adalah seorang yang Risk Averser atau penghindar resiko.
PERILAKU INDIVIDU DAN SIKAP DALAM BERORGANISASI
Menurut Griffin, sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen afektif,kognitif, dan intensi.
Komponen Afektif menyangkut perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai gagasan, situasi, atau lingkungan yang dihadapinya.
Komponen Kognitif menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yang terkait dengan gagasan, situasi, maupun lingkungan yang dihadapinya.
Komponen Itensi yaitu menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapinya.
contoh: seorang manajer mengalami pengalaman yang kurang baik ketika membeli bahan baku dari PT. ABC. Maka manajer akan bersikap dengan menyatakan, “ saya kecewa dengan kualitas bahan baku dari PT. ABC “. (Komponen afektif). “ Kualitas bahan baku PT.ABC jauh dibawah kualitas bahan baku dari PT.DEF “ (Komponen Kognitif). ”saya pikir perusahaan tidak perlu lagi membeli bahan baku dari PT.ABC “ (Komponen Intensif)
PERILAKU INDIVIDU DAN PERSEPSI DALAM BERORGANISASI
n Persepsi pada dasarnya merupakan cara pandang individu yang dihasilkan dari rangkaian proses yang dilakukan dan dialami oleh individu tersebut sehingga individu tersebut semakin menyadari dan mengetahui akan apa yang terjadi mengenai suatu gagasan, situasi maupun lingkungan.
- Persepsi Selektif
yaitu proses penyeleksian informasi mengenai sesuatu dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini
- Stereotip
yaitu proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.
BEBERAPA ISU SEPUTAR PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
n Perilaku Individu dan Stress
faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya stress dalam pekerjaan adalah tuntutan pekerjaan,fisik,peran atau tuntutan interpersonal.
n Bagaimana stress dapat dikendalikan?
upaya yang dapat dilakukan adalah diantaranya melalui :
Olahraga teratur
Relaksasi
v manajeman waktu
v merubah suasana atau lingkungan pekerjaan
support group
KREATIVITAS INDIVIDU DALAM ORGANISASI
n Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif.
faktor-faktor tersebut adalah :
- Pengalaman individu dengan kreativitas
- Perlakuan terrhadap individu
- Kemampuan kognitif dari individu
MENGELOLA INDIVIDU DALAM ORGANISASI
n Setelah struktur organisasi disusun sebagai bagian dari pelaksanaan fungsi pengorganisasian, perusahaan perlu menentukan individu-individu yang akan ditempatkan dalam setiap bagian dari struktur organisasi yang dibuat. Setelah itu dilakukan melalui kegiatan manajemen sumber daya manusia, dan langkah selanjutnya adalah Implementasi.
Motivasi &KepemimpinanPengertian dasar motivasi
Menurut French dan Raven, sebagaimana dikutip Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995).
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.
Pendekatan Motivasi
Pendekatan Tradisional ( Traditional Model of Motivation Theory )
Pendekatan Relasi Manusia ( Human Relation Model )
Pendekatan Sumber Daya Manusia ( Human Resources Model )
Perspektif Kontemporer Motivasi
Perspektif Kebutuhan (need perspectives )
Perspektif keseimbangan dan keadilan ( equity perspectives )
Perspektif pengharapan ( expectancy perspectives )
Perspektif penguatan ( reinforcement perspectives )
Perspektif penyusunan tujuan ( goal setting theory )
Perspektif Kebutuhan Motivasi
Yaitu : Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
Maslow menyatakan bahwa orang-orang atau individu termotivasi untuk
berperilaku dalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri
dari 5 tingkatan kebutuhan.
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Teori ERG dari Clayton Alderfer
Alderfer membagi menjadi 3 tingkatan untuk seseorang
memenuhi kebutuhannya :
Growth Needs
Relatedness Needs
Existence Needs
Tiga Kebutuhan dari Atkinson dan McClelland
Kebutuhan untuk berprestasi
Kebutuhan untuk berafiliasi
Kebutuhan akan kekuasasn
Teori dua faktor dari Herzberg Herzberg menunjukkan bawa seseorang cenderung termotivasi atau tidak didorong oleh dua jenis faktor
yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan.
2 faktor tersebut adalah :
Motivating Faktors
Hygiene Faktors
Perspektif Keseimbangan dan Keadilan Motivasi
Pada dasarnya keseimbangan dan keadilan ini dapat diukur sebagai perbandingan antara kontribusi pekerjaan dari individu atau job input (seperti keahlian, pengetahuan, kerja keras, dll ) dengan penghargaan yang diterima oleh individu tersebut atau job rewards (seperti upah, insentif, dan sebagainya
Perspektif Pengharapan Motivasi
Perspektif ini memandang bahwa motivasi seseorang dalam beperilaku dan bekerja sangat tergantung pada berbagai pilihan penghargaan yang akan diperolehnya
bedasarkan tingkatan peilaku dan pekerjaan yang akan dilakukannya.
3 komponen utama dari model pengharapan ini adalah,:
Pengharapan terhadap hasil yang akan diperoleh (Outcome Performance Expectancy)
Dorongan terhadap motivasi ( Valence )
Pengharapan akan usaha yang akan dilakukan ( Effort Performance Expectancy )
Penghargaan Intrinsik dan Ekstrinsik
Sesuatu yang diharapkan untuk diperoleh dinamakan sebagai penghargaan atau rewards.
Secara garis besar penghargaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Penghargaan Intrinsik ( Intrinsic Rewards )
Penghargaan Ekstrinsik ( Extrinsic Rewards )
Perspektif Penguatan Mengenai Motivasi
Hal yang dapat dilakukan oleh para manajer
sehubungan dengan perspektif penguatan yaitu dengan
melakukan modifikasi perilaku.
dilakukan oleh para manajer, yaitu :
Penguatan Positif
Pembelajaran melalui penghindaran terhadap sesuatu
Pengecualian atau peniadaan
Hukuman
Perspektif Penyusunan Tujuan
Perspectives ini pada dasarnya beranggapan bahwa perilaku individu yang didorong oleh motivasi individu sesungguhnya dapat dijelaskan melalui keterlibatan
individu dalam penyusunan tujuan dari setiap apa yang akan dikerjakan atau dibebankan kepadanya.
KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
Pada dasarnya kepemimpinan melibatkan 4 aspek, yaitu :
Pengikut
Perbedaan Kekuasaan
Penggunaan kekuasaan untuk memengaruhi
Nilai yang dibangun
Beberapa Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
A. Pendekatan Personal Mengenai Kepemimpinan.
Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Pemimpin dan Bukan Pemimpin
Pemimpin Efektif dan Pemimpin tidak efektif
B. Pendekatan Perilaku Mengenai Kepemimpinan
Pendekatan perilaku lebih memfokuskan kepada beberapa tindakan yang dilakukan
oleh pemimpin, seperti bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang-orang, serta
bagaimana mereka memotivasi para pegawai, dan seterusnya.
C. Pendekatan Kontingensi Mengenai Kepemimpinan
Sebagai contoh, misalnya ketika kegiatan perusahaan berjalan normal,
maka pemimpin barangkali perlu mengembangkan gaya kepemimpinan yang
bersifat demokratis yang menyeimbangkan antara orientasi kepada orang-orang dan
orientasi kepada pekerjaan.
Beberapa model mengenai pendekatan kontingensi
Model Kepemimpinan Situasional
Model LPC
Model Jalan Tujuan,terbagi dalam 4 tipe :
Pemimpin direktif
Pemimpin suportif
Pemimpin patisipatif
Pemimpin presetastif
Model Vroom-Yetton-Jago (VY)
Pendekatan lainnya mengenai kepemimpinan
Pendekatan Substitusi untuk Kepemimpinan.
Adalah sebuah kosep yang mengidentifikasikan situasi dimana peran kepemimpinan bersifat netral dan cenderung tidak diperlukan serta bisa
digantikan oleh karateristik dari para bawahan, pekerjaan dan organisasi
Kepimimpinan Karismatik
Kepemimpinan karismatik atau charismatic leadership adalah kepemimpinan yang mengasumsikan bahwa karisma merupakan karateristik individu yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain.
Kepemimpinan Transformatif
Kepemimpinan transformatif adalah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh manajer atau pemimpin dimana kemampuannya bersifat tidak umum dan diterjemahkan melalui kemampuan untuk merealisasikan misi, mendorong para anggota untuk melakukan pembelajaran, serta mampu memberikan inspirasi kepada bawahan mengenai berbagai hal baru yang perlu diketahui dan dikerjakan.
Pengawasan & Pengendalian organisasi
Pengertian pengawasan
Menurut Schemerhorn (2002), Stoner, Freeman dan Gilbert , pengawasan adalah:
o Proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan
Beberapa gejala yang memerlukan pengawasan & pengendalian
o Terjadinya penurunan pendapatan atau profit
o Penurunan kualitas pelayanan
o Ketidakpuasan pegawai
o Banyak nya pekerja atau penganggur
o Tidak terorganisasi setiap pekerjaan dengan baik
Tujuan pengawasan
o Adaptasi lingkungan
o Meminimumkan kegagalan
o Meminimumkan biaya
o Antisipasi kompleksitas organisasi
proses kegiatan pengawasan
Feedforward controls
Memastikan bahwa petunjuk yang jelas dan factor input yang ditetapkan telah tersedia
Concurrent controls
Memastikan bahwa segala perangakat penunjang berjalan sebagaimana mestinya
Postaction controls Memastikan bahwa output yang dihasilkan sesuai denga standar yang telah ditetapkan
Pengawasan
o Pengawasan internal
o Pengawasan yang dapat dilakukan secara mandiri Oleh setiap pekerja terhadap tugas yang di bebankan terhadapnya
Pengawasan eksternal
o Pengawasan yang dilakukan terhadap seseorang atau bagian oleh orang lain atau oleh bagian di luar bagian yang diawasi
Pengawasan berdasarkan fungsi operasional dalam manajemen
o Pengawasan dibagian sdm
o Pengawasan dibagian informasi
o Pengawasan di bagian keuangan
o Pengawasan di bagian operasi / produksi
0 komentar:
Posting Komentar